Buat kaum jones yang lagi cari – cari pasangan, pasti nggak asing lagi dengan sederet aplikasi dating app atau pencari jodoh. Ngaku deh, pasti diantara kalian semua pernah menjadi pengguna aplikasi dating app, macam tinder, okecupit, tantan, bumble dst. Bohong banget kalau kamu bilang enggak.
Salah satu teman saya pernah berkata “Dating app adalah aplikasi penting yang wajib ada di smartphone selain instagram” saking pentingnya teman saya ini rela menginstal lebih dari 2 aplikasi sungguh gila bukan. Alasannya orang bermain datting app ini sebenarnya klasik apalagi kalo bukan berburu pasangan dan mencari afeksi setelah patah hati.
Sialnya nggak semua pengguna dating app ini ingin serius menjalin sebuah hubungan. Faktanya hampir 85% pengguna hanya ingin mencari kesenangan untuk mengisi waktu luang atau sekedar mencari teman tidur untuk semalam, ya walaupun nggak semua begitu lho ya.
Untuk itu buat kamu yang belum pernah mencoba dating app, biar nggak kaget saat mencoba aplikasi ini kami telah merangkung beragam jenis manusia yang kerap berkeliaran di dating apps yang patut kamu waspadai.
Si Pencari FWB
Photo by Unsplash
“aku lagi cari temen cuddle sambil netflix and chill nih, kamu mau nemenin nggak ”
Kira – kira kalimat diataslah yang kerap dilontarkan si fakboi pencari partner fwb. Si tipe ini biasanya kerap mengawali percakapan dengan lelucon-lelucon dirty yang menjurus ke arah ‘nakal’. Sekilas info FWB merupakan singkatan dari friends with benefits, benefit yang dimaksud bukan hal yang berbau positif namun sebaliknya, umumnya sih menjurus ke arah sex.
Bisa dibilang FWB ini macam teman tapi mesra. Merajut hubungan mesra dan intim dengan seseorang yang nantinya hanya akan dianggap teman bersenang-senang. Biasanya setelah si pelaku merasa bosan dan merasa telah mendapatkan sesuatu yang mereka mau, maka bersiaplah si fakboi pencari fwb ini akan berpotensi menghilang bak ditelan bumi alias ghosting.
Atas dasar itulah buat kamu- kamu semua jangan mau terjebak bujuk rayu fakboi pencari FWB, karena bisa dijamin kamu hanya untuk pelampiasan nafsu saja dan jangan harap bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Untuk itu sebelum kamu kecewa dan patah hati, lebih baik menjauh pergi.
Si Gabut
Photo by Unsplash
Biasanya tipe ini adalah orang yang sedang patah hati yang mencoba mencari afeksi dan pelampiasan akibat patah hati. Awalnnya, mereka hanya bermaksud untuk mengecek ombak sambil cuci mata, “apabila ketemu yang menarik ya syukur, kalau enggak cocok ya cari yang lain” begitulah semboyan mereka.
Umumnya si tipe ini akan meminta bertukar sosial media macam Instagram, kalau nyaman di minggu selanjutnya mereka akan meminta pindah ke Whattsapps. Alasanannya biar nggak ribet dan makin intens chattingan heleh klasik mas. Biasanya tipe ini nggak cuma fokus pada satu orang mereka masih mencari orang lain untuk direkrut menjadi pilihannya. Jadi waspada dan jangan gampang baper!
Si Faker
Photo by Unsplash
Tipe seperti ini biasanya punya lebih dari satu akun di setiap aplikasi, foto yang di pampang pun juga bukan foto aslinya. Mungkin saja foto curian milik orang lain, biasanya tipe ini susah sekali di ajak ketemu di dunia nyata. seribu ragam alasan yang mereka lontarakan untuk menghindari ajakan bertemu. Sebenarnya alasanya cuma satu, mereka takut identitas aslinya terbongkar.
Si faker mendakitimu hanya punya maksud tertentu aja, entah mau manfaatin kamu dari segi ekonomi atau yang lainnya. Tak jarang banyak kasus cewek nyamar jadi cowok ganteng ataupun sebaliknya di dating app tujuannya supaya bisa minjem duit sana – sini, duh serem ya.
Makanya kita jangan mudah percaya dengan siapa pun walaupun terkadang first impression orang tersebut kelihatannya baik, tapi kita kan nggak tau niat aslinya seperti apa jadi waspadalah.
Si Tukang Dagang
Photo by Unsplash
Dimanapun tipe ini berada, jualan yang tetap utama. Begitulah jika otak dipenuhi dengan mencari cuan cuan cuan. Menurut pengalaman saya tak sedikit orang yang menggunakan trik ini untuk mencari pembeli. Dengan PD dan bangganya tipe ini berselancar di aplikasi pencari jodoh dengan memasang foto profil dan bio yang berisikan produk dagangan.
Dari jualan akun netflix, spotify, jual daster bahkan parahnya jualan pembesar payudara. Sebenarnya sih sah – sah aja ya bund berjualan, tapi ya jangan di dating app juga dong, kan aplikasi ini diciptakan untuk cari jodoh bukan untuk belanja.
Si Pencari Pasien Koas
Photo by Pexels
Bagi mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran gigi pasti nggak asing dengan istilah koas atau pendidikan profesi. Para mahasiswa – mahasiswi kedokteran ini dituntut untuk mencari sendiri pasien yang akan menjadi objek praktikumnya. Saking stressnya cari pasien yang sesuai kriteria di dunia nyata tak jarang mereka mencari di dating app.
Biasanya mereka akan memasang foto profil dan bio yang menunjukan kalau mereka adalah seorang calon dokter muda. Awal mula kenal akan basa – basi seperti orang pada umumnya, namun seminggu kemudian mereka akan melancarkan aksinya mengeluarkan jurus rayu agar si teman matchnya ini mau menjadi pasiennya. Jadi buat kamu yang suka cari pasangan berseragam dokter, siap – siap aja siapa tau kamu jadi pasien doi yang selanjutnya.